Friday, April 15, 2016

Pembaca yang budiman, tahukah anda bahwa Israel terlibat dalam pembersihan etnis di Selatan Lebanon? Setelah memerintahkan semua warga desa untuk keluar, lalu Israel menghancurkan rumah-rumah mereka dan membunuh orang-orang desa yang sedang mengungsi itu. Dengan cara itu tidak ada satu orangpun yang kembali dan tidak ada tempat untuk kembali, sehingga Israel mudah untuk mencaplok wilayah itu, sebagaimana mereka telah mencuri Palestina dari bangsa Palestina.

[Syaikh Abu Utsman Isma'il Ash-Shabuni berkata]: Semoga Allah melimpahkan taufiq. Sesungguhnya Ashhabul Hadits (yang berpegang teguh kepada Al-Kitab dan As-Sunnah) -semoga Allah menjaga mereka yang masih hidup dan merahmati mereka yang telah wafat- adalah orang-orang yang bersaksi atas keesaan Allah, dan bersaksi atas kerasulan dan kenabian Muhammad shallallahu `alaihi wa sallam. 

Mereka mengenal Allah subhanahu wata'ala dengan sifat-sifatnya yang Allah utarakan melalui wahyu dan kitab-Nya, atau melalui persaksian Rasul-Nya shallallahu'alaihi wa sallam dalam hadits-hadits yang shahih yang dinukil dan disampaikan oleh para perawi yang terpercaya.

Mereka menetapkan dari sifat-sifat tersebut apa-apa yang Allah tetapkan sendiri dalam Kitab-Nya atau melalui perantaraan lisan Rasulullah shallallahu'alaihi wasallamshallallahu `alaihi wa sallam. Mereka tidak meyerupakan sifat-sifat tersebut dengan sifat-sifat makhluk. Mereka menyatakan bahwa Allah menciptakan Adam 'alaihissalam dengan tangan-Nya, sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Qur'an: "Allah berfirman:

قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَن تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ ....
"Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. (Shaad:75)

Mereka tidak menyimpangkan Kalamullah dari maksudnya-maksud sebenarnya, dengan mengartikan kedua tangan Allah sebagai dua kenikmatan atau kekuatan, seperti yang dilakukan oleh Mu'thazilah dan Jahmiyyah -semoga Allah membinasakan mereka-.

Mereka juga tidak mereka-reka bentuknya atau menyerupakan dengan tangan-tangan makhluk, seperti yang dilakukan oleh kaum Al-Musyabbihah -semoga Allah menghinakan mereka-. Allah subhanahu wa ta'ala telah memelihara Ahlus Sunnah dari menyimpangkan,  mereka-reka atau menyerupakan sifat-sifat Allah dengan makhluk-Nya. Allah telah memberi karunia atas diri mereka pemahaman dan pengertian, sehingga mereka mampu meniti jalan mentauhidkan dan mensucikan Allah 'azza wa jalla. Mereka meninggalkan ucapan-ucapan yang bernada meniadakan, menyerupakan dengan makhluk. Mereka mengikuti firman Allah azza wa jalla:

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ  
"tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya, dan Ia Maha Mendengar lagi Maha Melihat" (Asy-Syuraa:11)

Al-Qur'an juga menyebutkan tentang "Dua tangan-Nya" dalam firman-Nya:

خَلَقْتُ بِيَدَيَّ 
"..yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku.. " (Shaad:75)

Dan diriwayatkan dalam banyak hadits-hadits shahih dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang menyebutkan tangan Allah, seperti kisah perdebatan Musa dengan Adam 'alaihimas salam, tatkala Musa berkata:

"Allah telah menciptakan dirimu dengan tangan-Nya dan membuat para malaikat bersujud kepadamu" (HR. Muslim)



Assalamu’alaykum waromatullohi wabarokaatuh
Amiin ya mujiba sailin subhanakallahuma wabihamdihi subhanallahil Aliyil ‘azim, adda kholqihi warido nafsihi  wazinata arsyihi wa midada kalimatihi, allahuma shali wa wasalim ‘ala rosulillah saw  wa ala ahlihi wa ashabihi wa man tbiahu wa tabiahu ihsani ila yaumiddin,
ikhwah fillah, kembali Allah bahagiankan duduk di majelisnya Allah, Arifin senang sekali didampingi oleh para guru-guru, akhirnya ngak tajuk salah , kenapa ngak takut salah ? karena  kalu Arifin salah kita salah ,ini  guru-guru langsung koreksi, sering banget salah,  langsung ditegur ustad  tadi salah lho, ayatnya yang ini.oh..ya thank.trimaksih, terus jaga, pagari Arifin dengan kritikan dengan nasehat-nasehat ikhwah fillah,



1. Semua pembicaraan harus kebaikan, (QS 4/114, dan QS 23/3), dalam hadits nabi SAW disebutkan:
“Barangsiapa yang beriman pada ALLAH dan hari akhir maka hendaklah berkata baik atau lebih baik diam.” (HR Bukhari Muslim)
2. Berbicara harus jelas dan benar, sebagaimana dalam hadits Aisyah ra:
“Bahwasanya perkataan rasuluLLAH SAW itu selalu jelas sehingga bisa difahami oleh semua yang mendengar.” (HR Abu Daud)
3. Seimbang dan menjauhi berlarut-larutan, berdasarkan sabda nabi SAW:
“Sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku nanti di hari Kiamat ialah orang yang banyak bercakap dan berlagak dalam berbicara.” Maka dikatakan: Wahai rasuluLLAH kami telah mengetahui arti ats-tsartsarun dan mutasyaddiqun, lalu apa makna al-mutafayhiqun? Maka jawab nabi SAW: “Orang2 yang sombong.” (HR Tirmidzi dan dihasankannya)

Thursday, April 14, 2016

PERTANYAAN:
  Ada seseorang yang belum dikaruniai anak. Keadaan Tersebut mempengaruhinya secara kejiwaan. Ia sendiri tidak tahu, apakah isterinya juga merasakan hal yang sama. Ia mengalami berbagai tekanan dari masyarakat sekitarnya, mereka mengolok-oloknya karena belum punya keturunan. Apa nasihat Syaikh dalam hal ini? Semoga Allah memberi balasan kebaikan kepada Syaikh.

Subscribe

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Popular Posts