Wednesday, October 19, 2016

~ Gempa mengakibatkan letusan lava serta semburan gas metana dan berakhir dengan terjunnya Kota Sodom bersama penduduknya ke dalam Laut Mati.

Salah satu azab Allah paling dahsyat yang dikisahkan dalam Alquran adalah tentang pemusnahan kaum Nabi Luth. Mereka diazab Allah karena melakukan praktik homoseksual. Menurut kitab Perjanjian Lama, kaum Nabi Luth ini tinggal di sebuah kota bernama Sodom sehingga praktik homoseksual saat ini kerap disebut juga sodomi.

Penelitian arkeologis mendapatkan keterangan, Kota Sodom semula berada di tepi Laut Mati (Danau Luth) yang terbentang memanjang di antara perbatasan Israel-Yordania. Dengan sebuah gempa vulkanis yang diikuti letusan lava, kota tersebut Allah runtuhkan, lalu jungkir balik masuk ke dalam Laut Mati.

Layaknya orang jungkir balik atau terguling, kerap bagian kepala jatuh duluan, lalu diikuti badan dan kaki. Begitu pula Kota Sodom, saat runtuh dan terjungkal, bagian atas kota itu duluan yang terjun ke dalam laut, sebagaimana Allah kisahkan dalam Alquran, ”Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu (terjungkir balik sehingga) yang di atas ke bawah, dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi.” (Surat Huud [11]: ayat 82).

Hasil penelitian ilmiah kontemporer menjelaskan, bencana itu dapat terjadi karena daerah Lembah Siddim, yang di dalamnya terdapat Kota Sodom dan Gomorah, merupakan daerah patahan atau titik bertemunya dua lempengan kerak bumi yang bergerak berlawanan arah. Patahan itu berawal dari tepi Gunung Taurus, memanjang ke pantai selatan Laut Mati dan berlanjut melewati Gurun Arabia ke Teluk Aqaba dan terus melintasi Laut Merah, hingga berakhir di Afrika.
Biasanya, bila dua lempengan kerak bumi ini bergeser di daerah patahan, akan menimbulkan gempa bumi dahsyat yang diikuti dengan tsunami (gelombang laut yang sangat besar) yang menyapu kawasan pesisir pantai. Juga, biasa diikuti dengan letusan lava/lahar panas dari perut bumi.

Hal seperti itu pula yang terjadi pada Kota Sodom, sebagaimana diungkap peneliti Jerman, Werner Keller, “Bersama dengan dasar dari retakan yang sangat lebar ini, yang persis melewati daerah ini, Lembah Siddim, termasuk Sodom dan Gomorah, dalam satu hari terjerumus ke kedalaman (Laut Mati). Kehancuran mereka terjadi melalui sebuah peristiwa gempa bumi dahsyat yang mungkin disertai dengan letusan petir, keluarnya gas alam, serta lautan api. Pergeseran patahan membangkitkan tenaga vulkanis (berupa gempa) yang telah lama tertidur sepanjang patahan.”

Dengan keterangan ilmiah tersebut, dapat direkonstruksi kembali bagaimana azab Allah itu menimpa umat Nabi Luth yang ingkar kepada-Nya. Bencana itu didahului dengan sebuah gempa yang menyebabkan tanah menjadi merekah. Dari rekahan itu, muncul semburan lahar panas yang menghujani penduduk Kota Sodom. Di bawah pesisir Laut Mati, juga terdapat sejumlah besar timbunan kantung-kantung gas metana yang mudah terbakar.

Kemungkinan besar, letusan lava serta semburan gas metana itulah yang Allah maksudkan dalam Alquran dengan hujan batu dari tanah yang terbakar. Bencana itu diakhiri dengan terjunnya Kota Sodom bersama penduduknya ke dalam Laut Mati.

Serangkaian percobaan ilmiah di Universitas Cambridge membenarkan teori ini. Para ilmuwan membangun tiruan tempat berdiamnya kaum Luth di laboratorium, lalu mengguncangnya dengan gempa buatan. Sesuai perkiraan, dataran ini terbenam dan miniatur rumah tergelincir masuk, lalu terbenam di dalamnya.

Penemuan arkeologis dan percobaan ilmiah ini mengungkap satu kenyataan penting bahwa kaum Luth yang disebutkan Alquran memang pernah hidup pada masa lalu, kemudian mereka punah diazab Allah akibat kebejatan moral mereka. Semua bukti terjadinya bencana itu kini telah terungkap dan benar sesuai dengan pemaparan Alquran.

Subscribe

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Popular Posts